Integensia Muslim dan Kuasa, Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ke-21 - Yudi latif

Buku ini berjudul Integensia Muslim dan Kuasa, Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ke-21, Karya Yudi latif

Pengantar Penulis

Pada masa akhir kekuasaan Suharto, setelah sejak tahun 1960-an berlangsung proses demoralisasi yang melanda politisi Muslim, berbagai figur inteligensia Muslim secara mengejutkan memainkan peran sentral dalam wacana sosial-politik Indonesia. Hampir bersamaan, banyak anggota lainnya dari inteligensia Muslim yang berhasil menduduki eselon-eselon atas dalam birokrasi pemerintahan. Isu-isu yang menyangkut sepak-terjang inteligensia Muslim ini semakin mendapatkan liputan media yang luas, menyusul pendirian Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) pada bulan Desember 1990.

Ketika gerakan reformasi muncul pada 1997/1998, beberapa figur inteligensia Muslim memainkan peran-peran yang krusial dalam proses pengunduran diri Suharto. Signifikansi politik dari inteligensia Muslim ini semakin nyata pada masa pemerintahan (transisi) Habibie, yaitu ketika para anggota kabinet dan pejabat senior birokrasi kebanyakan berasal dari para anggota ICMI. Saat yang bersamaan, kepemimpinan partai Golkar (yang merupakan penerus dari mesin politik Orde Baru) mulai didominasi oleh para mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Capaian politik inteligensia Muslim ini memuncak dengan terpilihnya Abdurrahman Wahid (mantan ketua tanfidziyah Nahdlatul Ulama) sebagai Presiden pasca-Habibie, yang disusul dengan penunjukan figur-figur Muslim sebagai pejabat-pejabat senior negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar