Buku ini berjudul Tarbiyah Islam & Madrasah Hasan Al Banna, Karya Yusuf Qardawi
Pengantar Penulis
Tidaklah engkau memperhatikan tanah yang gersang lagi tandus lalu Allah menurunkan hujan menyiraminya, maka ia menjadi subur dan menumbuhkan berbagai macam tanaman yang indah ? Demikianlah keadaan umat Islam pada pertengahan abad keempat belas Hijrah dan sebelum lahir gerakan Ikhwanul Muslimin. Kekhalifahan sebagai manifestasi tertinggi bagi masyarakat di bawah naungan panji akidah Islamiyah hancur berantakan. Negara-negara Islam pecah berkeping-keping, diperebutkan oleh negara-negara penjajah seperti Inggeris, Perancis dan lain-lainnya, sampai Belanda yang penduduknya hanya beberapa juta jiwa dapat menguasai Indonesia yang penduduknya kira-kira seratus juta jiwa.
Hukum-hukum Islam tidak dipakai lagi dan Al Quran mulai ditinggalkan orang. Hukum positif (hasil rumusan manusia), kebiasaan Barat dan peradaban asing menguasai kehidupan kaum muslimin terutama kaum terpelajarnya. Ini adalah sebagai akibat penjajahan kafir memegang kendali pendidikan, pengarahan dan penanaman pengaruh. Maka lahirlah generasi-generasi yang memakai nama Islam dan mempunyai pemikiran Eropah.
Kerosakan yang dibawa oleh penjajahan ini menjadi satu dengan kerosakan warisan masa kemunduran dan keterbelakangan, sehingga keadaan bertambah gawat dan penyakit bertambah parah.
Allah yang menjamin akan memelihara kemurnian Al Qur-an, keabadian Islam dan keunggulannya terhadap seluruh agama lain, menghendaki pembaharuan angkatan muda pemeluk agama ini dan mengembalikan daya hidup ke dalam tubuh umat Islam. Seruan Ikhwanul Muslimin, yang didirikan oleh Hasan Al-Banna, selama lima puluh ahun telah meninggalkan "bekas" dan pengaruh di berbagai tempat di dunia Islam dan di luarnya.
Saya menulis buku ini bukanlah untuk menghuraikan sejarah gerakan Ikhwanul Muslimin dan betapa pengaruhnya dalam kehidupan Mesir, negara-negara Arab dan dunia Islam. Kerana ini adalah tugas yang sangat berat untuk dilakukan oleh seseorang sebagai persendirian, bagaimanapun besar kemampuannya dan cukup alatnya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh umat, yang sampai sekarang belum tampak usahanya ke arah itu, meskipun pukulan yang bertubi-tubi terhadap gerakan itu dalam setiap masa dapat dijadikan sebahagian alasan, tetapi hal itu bukan satu-satunya alasan, bagi tidak
adanya usaha ke arah itu.
Apa yang saya huraikan dalam buku ini adalah mengenai satu segi dari sekian banyaknya segi gerakan yang besar ini, iaitu segi pendidikan seperti yang dipahami dari ajaran Islam oleh Ikhwanul Muslimin dan seperti yang mereka terapkan.
Hukum-hukum Islam tidak dipakai lagi dan Al Quran mulai ditinggalkan orang. Hukum positif (hasil rumusan manusia), kebiasaan Barat dan peradaban asing menguasai kehidupan kaum muslimin terutama kaum terpelajarnya. Ini adalah sebagai akibat penjajahan kafir memegang kendali pendidikan, pengarahan dan penanaman pengaruh. Maka lahirlah generasi-generasi yang memakai nama Islam dan mempunyai pemikiran Eropah.
Kerosakan yang dibawa oleh penjajahan ini menjadi satu dengan kerosakan warisan masa kemunduran dan keterbelakangan, sehingga keadaan bertambah gawat dan penyakit bertambah parah.
Allah yang menjamin akan memelihara kemurnian Al Qur-an, keabadian Islam dan keunggulannya terhadap seluruh agama lain, menghendaki pembaharuan angkatan muda pemeluk agama ini dan mengembalikan daya hidup ke dalam tubuh umat Islam. Seruan Ikhwanul Muslimin, yang didirikan oleh Hasan Al-Banna, selama lima puluh ahun telah meninggalkan "bekas" dan pengaruh di berbagai tempat di dunia Islam dan di luarnya.
Saya menulis buku ini bukanlah untuk menghuraikan sejarah gerakan Ikhwanul Muslimin dan betapa pengaruhnya dalam kehidupan Mesir, negara-negara Arab dan dunia Islam. Kerana ini adalah tugas yang sangat berat untuk dilakukan oleh seseorang sebagai persendirian, bagaimanapun besar kemampuannya dan cukup alatnya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh umat, yang sampai sekarang belum tampak usahanya ke arah itu, meskipun pukulan yang bertubi-tubi terhadap gerakan itu dalam setiap masa dapat dijadikan sebahagian alasan, tetapi hal itu bukan satu-satunya alasan, bagi tidak
adanya usaha ke arah itu.
Apa yang saya huraikan dalam buku ini adalah mengenai satu segi dari sekian banyaknya segi gerakan yang besar ini, iaitu segi pendidikan seperti yang dipahami dari ajaran Islam oleh Ikhwanul Muslimin dan seperti yang mereka terapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar